GUNUNGKIDUL-Fenomena ungkrung jati yang muncul diawal musim penghujan ini menjadi perbincangan hangat baik di masyarakat maupun di media sosial.
Membahas kuliner Gunungkidul memang tidak ada habisnya. Seperti saat ini contohnya, di awal musim penghujan tibalah saatnya ulat jati tampil. Ribuan bahkan jutaan ulat akan menyerbu pohon jati.
Di Gunungkidul sendiri pohon jati merupakan pohon favorit masyarakat sehingga di ladang-ladang warga sudah tentu dipenuhi oleh pohon ini. Itulah sebabnya pertumbuhan dan serangan ulat jati menjadi sangat banyak.
Ulat jati akan menyerang daun jati sampai habis, baru kemudian mereka bergerak turun dengan getah yang mirip jaring laba-laba untuk mencapai tanah dan kemudian bermetamorfosis menjadi enthung atau ungkrung.
Ungkrung jati merupakan salah satu lauk primadona di kalangan warga masyarakat Gunungkidul selain Walang dan Puthul. Ungkrung atau enthung jati dapat diolah menjadi keripik atau digoreng.
Rasanya yang gurih ini ternyata didapat dari kandungan protein yang tinggi dari ulat jati. Bahkan peneliti dari LIPI mengatakan bahwa protein ungkrung jati ini mencapai hampir 14 persen. Inilah yang kemudian menjadikan makanan ini sebagai sumber protein.
Bagaimana masyarakat Gunungkidul berburu ungkrung jati? Siklus unik dari ulat jati yang setelah memakan habis daun jati mereka akan bergerak turun ke tanah dan bersembunyi dalam daun kering yang berserakan. Dalam sehelai daun yang jatuh bisa didapatkan ratusan ungkrung jati.
Menurut Mahmud Ardi Widanto, salah satu warga Gunungkidul penggemar olahan ungkrung mengatakan bahwa ungkrung jati ini merupakan salah satu yang khas dan hanya ada di Gunungkidul.
Warga Madusari yang kerap disapa Mas Ardi ini juga mengatakan bahwa selain ulat jati juga masih ada ulat jowar, trembesi dan lain-lain yang juga enak untuk dinikmati.
“Ungkrung jati ini seperti layaknya Walang goreng, bisa menjadi salah satu kuliner andalan dan menjadi daya tarik bagi wisatawan dari luar Gunungkidul. Bahkan bukan tidak mungkin jika nanti olahan ungkrung ini bisa kita angkat untuk diperkenalkan secara lebih luas lagi” terang Ardi lebih lanjut, Ahad (24/11/2024).
Fenomena munculnya ungkrung jati ini menyebabkan masyarakat bahkan rela meninggalkan pekerjaannya untuk berburu ungkrung. Tetapi hati-hati bagi anda yang memiliki alergi, karena jika berlebihan makan ungkrung jati dapat menyebabkan gatal-gatal. []