KLATEN-Lima Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari perguruan tinggi di wilayah Soloraya mengadakan studi banding bersama di Universitas Muhammadiyah Klaten (UMKLA) pada Ahad (1/12/2024).
Kegiatan ini melibatkan BEM dari UMKLA, Politeknik Akbar Surakarta (AKBARA), Akademik Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil), Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum Surakarta (IIM), dan Universitas Surakarta (UNSA).
Melalui koordinasi intensif yang dilakukan oleh kementerian luar negeri masing-masing BEM, studi banding ini dirancang untuk memperkuat budaya diskusi, memperluas wawasan organisasi, serta berbagi strategi pengelolaan organisasi mahasiswa.
Kegiatan dimulai dengan presentasi visi dan misi dari masing-masing BEM. Sesi ini memberikan gambaran tentang tantangan yang dihadapi organisasi mahasiswa di berbagai kampus sekaligus menjadi landasan untuk menemukan solusi bersama.
Selanjutnya, Rozin Afianto selaku Presiden Mahasiswa BEM KM-IIM Kabinet Progresif tahun 2023/2024 menyampaikan materi bertema Planning, Organizing, Actuating, and Controlling (POAC) sebagai strategi pengelolaan organisasi yang efektif.
“Kritik yang disampaikan secara langsung kepada pihak terkait akan membantu mengubah keadaan. Sebaliknya, kritik yang hanya dibicarakan di belakang tidak akan menyelesaikan masalah,” ujar Rozin menjawab pertanyaan dari Ridwan, perwakilan BEM UNSA, terkait cara menangani kritik di luar forum resmi.
Rozin juga menyoroti pentingnya komunikasi yang mampu menghasilkan kesepakatan sebagai kunci penyelesaian konflik dalam organisasi.
Kegiatan ditutup dengan sesi berbagi lintas bidang antar BEM, di mana para peserta saling bertukar pengalaman, strategi, dan inspirasi terkait pengelolaan organisasi.
Fauzan, perwakilan dari BEM IIM, mengungkapkan apresiasinya terkait acara studi banding ini.
“Saya mendapatkan banyak wawasan dari teman-teman. Pengalaman mereka sangat inspiratif dan dapat diimplementasikan di BEM IIM,”ungkapnya.
Melalui studi banding ini, diharapkan hubungan antar kampus di Soloraya semakin erat serta bisa menjadi sinergi besar dan fondasi bagi gerakan mahasiswa yang lebih kuat dan berdampak di masa depan. []