SOLO – Di antara sajian menu makanan tradisional, tengkleng masih menjadi menu favorit pilihan pengunjung Solo Indonesia Culinary Festival (SICF) 2019. Apalagi gratis. Mereka rela mengantre pembagian tengkleng dari panitia di Benteng Vastenburg, Sabtu (6/4).
Hujan deras yang mengguyur lokasi festival tidak mengendurkan semangat mereka, untuk menikmati makanan tersebut di salah satu stan SICF. Ribuan porsi tengkleng yang disiapkan panitia habis diserbu pengunjung dari Solo dan berbagai kota lain, dalam hitungan menit.
Ketua Panitia SICF 2019, Daryono mengakui, tengkleng menjadi salah satu menu makanan tradisional yang mendapatkan perhatian. “Sejak masih bernama Festival Tengkleng pada 2011, menu ini selalu mendapatkan animo luar biasa. Tengkleng menjadi makanan ikonik yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat,” jelas dia.
Pembagian tengkleng gratis itu melengkapi acara SICF 2019 bersama sejumlah acara lain, termasuk pembagian sosis dan timlo selama dua hari sebelumnya. Pada hari terakhir festival, Minggu (7/4), panitia juga masih menggelar berbagai event kompetisi dan demonstrasi memasak, kuliner dapoer tempo doeloe, hingga pameran perlengkapan dapoer lawas.
“Saat ini tengkleng sudah bisa dengan mudah dijumpai di warung-warung atau rumah makan. Tengkleng juga sering menjadi menu jamuan acara-acara besar di Solo. Ini menunjukkan tengkleng sudah naik kelas,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Surakarta, Hasta Gunawan menambahkan, menu olahan tulang kambing berbumbu rempah-rempah itu juga kerap dicari tamu dinas saat mereka berkunjung ke Solo. “Jadi tengkleng memang potensial untuk terus dikembangkan sebagai makanan khas Solo,” tegasnya, di lokasi festival.
Sebelumnya panitia juga membagikan ribuan sosis serta timlo gratis kepada para pengunjung. []
sumber: suara merdeka