BOYOLALI – Selama hampir satu tahun, Sersan Kepala Putu Tetuko, salah satu prajurit TNI yang bertugas di Koramil V Ampel Boyolali memproduksi kopi biji salak.
Hal ini berawal dari kebutuhan pribadi ibunya saat menderita penyakit diabetes melitus dan rajin mengkonsumsi kopi biji salak tersebut hingga berhasil sembuh. Dari pengalaman tersebut muncul ide untuk memproduksi kopi biji salak untuk dipasarkan.
“Alhamdulillah dengan kopi biji salak ini diabetes melitus ibu saya sembuh. Selain itu berkhasiat pula untuk penyakit hipertensi, kolesterol, asam lambung, serta untuk menjaga daya tahan dan imunitas tubuh di masa pandemi Covid-19 ini,” jelas Putu Tetuko saat ditemui di rumahnya pada Sabtu (13/2/2021). Seperti dilansir boyolali.go.id.
Beralamat di Dukuh Gunungwijil, Desa Dukuh, Kecamatan Ampel, ia memproduksi kopi biji salak yang setiap pekannya menghabiskan bahan baku hampir dua ton. Bahan baku berupa biji salak madu ini diperoleh dari Magelang.
Dijelaskan lebih lanjut, proses pembuatannya sendiri terbilang cukup mudah. Setelah bahan baku didapat maka akan dibersihkan kemudian dipotong-potong dan dijemur. Setelah biji salak kering proses selanjutnya disangrai dan digiling dan dilanjutkan proses pengemasan. Harga per kemasan 250 gram cukup terjangkau yaitu Rp 20 ribu.
baca: Pasar Hewan Jelok Mulai Beroperasi, Bangunan Lebih Bersih
Pemasaran kopi biji salak sudah menjangkau ke berbagai daerah di berbagai daerah di tanah air seperti Lampung, Maluku dan daerah lain di Pulau Jawa, Bali dan Kalimantan. Kebanyakan diperjualbelikan secara daring atau online oleh penjual lain yang mengambil produk dari tempatnya.
“Rasanya lebih enak dari kopi biasa, setelah minum badan jadi terasa lebih segar,” ungkap Fano Permadi, konsumen kopi biji salak yang sudah sebulan ini mengkonsumsi untuk menjaga imunitas tubuh.