SOLO – Opening Ceremony Musyawarah Nasional (Munas) V Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia digelar di Ball Room Puri Kencono Lor In Solo Hotel, Rabu (22/12) siang. Secara resmi Munas V JSIT Indonesia dibuka. Ditandai dengan prosesi Cabut Gunungan oleh Ketua JSIT Indonesia, Dr. H. Mohammad Zahri, M.Pd., untuk selanjutnya diserahkan kepada panitia secara simbolik.
Gunungan menjadi simbol kehidupan manusia. Gunungaan sendiri merupakan simbol Munas V JSIT Indonesia yang melambangkan kesejahteraan terhadap alam semesta.
Opening Ceremony Munas V JSIT Indonesia juga dimeriahkan oleh live performance dari grup nasyid Sintesa dari Jogja dan Azzam Haroki dari Semarang. Selain itu tembang Lir Ilir dan Tari Wanara juga turut dipentaskan membuka acara tersebut.
Sigit Cayantoro, S.Si selaku Ketua Panitia Munas JSIT Indonesia menyampaikan, agenda ini dihadiri 140 peserta, mulai dari Dewan Pembina, Pengurus Pusat, dan Pengurus Wilayah dari seluruh provinsi di Indonesia yang terbagi dalam 8 regional.
“Harapannya Opening Ceremony ini bisa memberikan kesan tersendiri bagi para peserta Munas V JSIT Indonesia yang datang dari seluruh pelosok Indonesia”, ungkapnya.
Sementara itu Ketua Umum JSIT Indonesia, Dr. Mohammad Zahri, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema Munas V JSIT Indonesia, yakni “Semakin Kokoh, Bermutu, Berdaya Saing Global Menuju Indonesia Maju”.
baca: Kemendikbud Ristek RI Ajak JSIT Indonesia Kolaborasi Majukan Pendidikan
Disrubsi di berbagai bidang termasuk pendidikan serta adanya pandemi membuat Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia bertekad mengokohkan jati diri serta peran-peran sekolah ke depan agar terus bisa menjadi bagian bangsa Indonesia untuk melaksanakan pembangunan nasional.
“Untuk menjadi lembaga pendidikan yang kokoh diperlukan pengokohan karakter siswanya. Hal ini akan menjadi jati diri penting Jaringan Sekolah Islam Terpadu untuk dalam pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan menuju Indonesia emas tahun 2020-2045”, ungkapnya. []