SOLO – Sebanyak 33 siswa sekolah penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta praktikkan merdeka belajar di kelas karena masih pandemi Covid-19 dan antisipasi Omicron, Jumat (14/1/2022).
Para siswa belajar bersama teman-temanya, berdialog, mengemukakan pendapat dan diberi kebebasan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar.
“Semoga peserta didik mempunyai kemandirian dalam peningkatan kompetensi, melakukan kebiasaan refleksi, berpartisipasi aktif. Dengan demikian akan terbuka kemandirian dan kemerdekaan di lingkungan pendidikan untuk menentukan sendiri kebahagiaan atau kebebasan berinovasi dalam proses belajar,” kata Wali Kelas 3C Agung Sudarwanto.
Namun, semua tetap sesuai aturan serta terkawal atau terpantau. Pendidik juga tidak boleh monoton dengan berorentasi pada kebebasan berfikir.
“Siswa bisa berdiskusi dan akan terbentuk karakter berani mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar serta tidak galau dengan hal yang itu-itu saja, seperti pengenalan ragam tari nusantara,” urai Agung.
Indonesia negara terkenal akan keberagaman seni dan budayanya. Unsur seni yang cukup terkenal adalah tari nusantara. Tari nusantara merupakan tari tradisional yang berasal dari berbagai daerah di penjuru Indonesia.
Setiap daerah memiliki ciri khas tarinya sendiri, mulai dari gerak, musik, irama, dan pola tarian. Meskipun sudah memasuki era modern, eksistensi tari nusantara tidak pernah tergantikan.
Sementara Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko menambahkan, muara dari merdeka belajar adalah terbentuknya profil pelajar Pancasila. demi terwujudnya Sumber Daya Manusia Unggul.
Adapun sifat dan sikap dari pelajar Pancasila di antaranya memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), mandiri, bergotong royong, berorientasi global, bernalar kritis dan kreatif.
baca: Polisi Sikat 87 Pemotor Knalpot Brong di Klaten
“Siswa juga diharapkan memiliki unggul dalam prestasi dan mempunyai akhlak yang baik, peduli kepada manusia, agama, system dan lingkungan di sekitarnya, kepada alam dan juga mencintai negaranya,” tambah Jatmiko sambil tersenyum.
Adanya merdeka belajar ini, para guru juga akan lebih memahami karakteristik dan keunikan siswa masing-masing sehingga proses pembelajaran berdiferensiasi dan mengakomodir keberagaman siswa di era industry 4.0 menuju masyarakat society 5.0. []