Home Alinea Kumpulan Puisi Muhsin Sakhi: Tentang Tua dan Luka

Kumpulan Puisi Muhsin Sakhi: Tentang Tua dan Luka

0

Menjadi Tua dan Sunyi

Duduklah disini barang sejenak

Menikmati senja yang singkat

Memandang lekat gurat kehidupan yang pekat

Membuang gusar meski sesaat

 

Duduklah disini barang sejenak

Temani aku menyeduh secangkir kopi yang tergeletak sunyi

Dan biarkan telingamu menjadi saksi

Tentang kisah kejemawaan

 

Aku tidak lagi seelok dulu

Ketika kupu-kupu berebut hinggap dibajuku

Bahkan mentari malu-malu mengiringi derap langkah ku

Pesona sang arjuna melekat begitu kuatnya

Sayang waktu melenyapkan segalanya

 

Uban dikepalaku sekali dua kali berbisik

Waktuku tinggal sejengkal

Nafasku kadang tersengal

Tak banyak yang bisa kusampaikan

Biarlah,

Sunyi tidak selalu berwarna sendu

Biarkan Tuhan memeluk diri

Menjadi cahaya di tengah sunyi

18 Januari 2021

 

 Luka Lelaki Laku

Menjadi berbeda di tengah semak belukar

Terkungkung sepi dalam balutan luka

Diri hendak mengadu, pilu

Mengapa dihadirkan sembilu jika hanya menyebabkan kelu

Rumput tidak pernah mengaduh, aku tahu

Kubiarkan mereka menggugat

Aku pun malu

Diperdengarkan kepadaku kidung cinta

Nyanyian-nyanyian penggugah jiwa

Disadur oleh semesta

Tuhan itu pelita

Diperlihatkan kepadaku alur cahaya

Gelap pekat sirna

Aku tak mau lagi menghamba duka

Ada jelita yang menghadirkan cinta

Aku bahagia

6 Desember 2020

 

Bias

Langit tetiba suram

Wajah-wajah bias memainkan peran

Terdengar suara tajam memekakkan telinga

Pun asma Tuhan yang terdengar lirih

Senja benar saja mengisyaratkan luka

Pada manusia-manusia renta yang menghamba kesunyian

Terjebak dalam bara yang makin ganas menerkam

Beberapa pasang mata melempar sedih dalam kepalsuan

Senyum kemenangan tergores samar

Sekeping hati dicampakkan

Untuk sebuah nama

Keangkuhan

28 Januari 2021

Oleh: Muhsin Sakhi

Guru, tinggal di Boyolali

Exit mobile version