Home Alinea Cerpen: Menjadi Kecil

Cerpen: Menjadi Kecil

0

Pagi ini indah sekali.  Burung-burung berkicauan dengan merdu.  Angin sepoi-sepoi berhembus membuat  pohon bergoyang  seprti menari.  Riris dan teman-temannya sedang bermain bersama di lapangan.  Mereka bermain engklek.

“Huh… capai! Istirahat dulu yuk!” ajak Riris kepada teman-temannya.

“Teman-teman, ke rumahku yuk! Di rumahku banyak minuman segar lho…” tawar Aldi pada yang lain. Semua setuju untuk pergi ke rumah Aldi.  Dan, kebetulan juga,  orang tua Aldi sedang tidak ada di rumah.

Sesampainya di rumah Aldi, dia langsung menawarkan  berbagai macam minuman.  Orang tua Aldi adalah pemilik sebuah cafe dan juga toko jus. Jadi, di rumahnya tersedia banyak bahan untuk membuat minuman.

“Hm… aku mau…  jus mangga! Eh, tapi kayaknya jus jambu lebih enak deh…  jambu atau mangga ya?” Riris kebingungan ingin minum apa.

“Coba campuran keduanya saja! “ saran Aldi. Riris pun setuju. Lagi pula, ia ingin mencoba rasanya campuran dua jus itu.

“Hm… aku mau jus jeruk!” pinta Aira.

“Aku… apa ya? Jus mangga aja deh. Tapi jangan di campur sama jambu ya!” kata Farel.

“Siap!!” kata Aldi bersemangat. Diapun langsung membuat minumannya. Tanpa sengaja, dia memasukkan sesuatu yang salah. Dia kira itu gula. Zat itu lupa dibuang oleh kakaknya.

Aldi sudah selesai membuat jusnya. Merekapun meminum jusnya masing-masing. Aldi juga membuat jus alpukat untuk dirinya sendiri. Dan… ya, setelah semua meminum jusnya, badan mereka  jadi mengecil.  “Wa… kok badan kita jadi mengecil; sih?” protes  Riris.

“Ya ampun!  Aku telah memasukkan zat yang bisa bikin diri kita mengecil.” Sesal Aldi.

“Kita harus cepat keluar dari sini!” usul Riris. Mereka pun mencoba keluar melalui jendela yang terbuka. Saat memanjat, tiba tiba Aira terjatuh. Farel yang dibawahnya pun ikut terjatuh karena tertimpa badan Aira. Aldi dan riris yang sudah sampai puncak terpaksa harus turun untuk menolong  Aira dan Farel.

“Kalian nggak papa?” tanya Riris.

“Nggak papa, kan jatuhnya disofa,” jawab Aira.  Untunglah, Farel juga tidak apa-apa.

Akhirnya, mereka bisa memanjat jendela bersama. Mereka pun melompat keluar. Saat sampai di bawah, mereka bingung harus jalan ke mana. Di semua sisi ada banyak rerumputan. Mereka tidak bisa melihat karena badan mereka terlalu kecil.

Tiba-tiba, ada capung raksasa menyambar tubuh Riris. Riris sangat ketakutan, karena dia fobia serangga. Dia pun berusaha melepaskan diri. Teman-teman Riris ikut panik melihat Riris dibawa capung raksasa. Mereka berusaha mengejar Riris. Akhirnya, beberapa saat kemudian Riris bisa terlepas dari capung tersebut.

“Kamu nggak apa-apa?” tanya Farel panik. Karna dia juga sama takutnya dengan serangga.

“Sepertinya tidak. Jantungku masih berdebar sangat kencang.” Jawab Riris sambil memegangi dadanya.

“Ah! Aku tahu!” seru Aldi tiba-tiba. “Aku tahu, cara supaya kita jadi besar lagi! Kita harus meminum embun sepaya khasiat zat itu hilang!” pekik Aldi kegirangan.

Mereka pun meminum embun yang menempel didaunan. Untungnya, tidak susah untuk mencari embun di sana. Setelah meminum embun, mereka pun jadi kembali seperti semula. Aldi pun membuang zat yang bisa mengubah tubuh menjadi kecil tadi. Takutnya, dia keliru lagi dan mengira zat itu sebagai gula.

Penulis: Nada Nisrina Hasna Nadhifa

SDIT Insan Kamil Karanganyar

Exit mobile version